Produksi Beras Dalam Negeri Diprediksi Berkurang 5 Persen, Ini Penyebabnya
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa mengatakan produksi beras nasional dalam negeri tahun ini diprediksi akan berkurang.
Menurutnya, hal itu akibat dampak dari perubahan cuaca yang mulai memasuki musim kemarau berkepanjangan pada Juli atau pertengahan tahun.
"Pada 2023 Indonesia akan menghadapi persoalan serius terkait dengan produksi padi. Perkiraan saya tahun 2023 produksi padi turun minimum lima persen," ujar Dwi Andreas, Rabu (18/1).
Andreas mengungkapkan mulai April iklim cuaca normal. Namun, memasuki Juli Indonesia masuk El Nino atau iklim kemarau berkepanjangan sehingga produksi beras akan menurun.
"Sejak November itu puncaknya La Nina, iklim kemarau basah sehingga terjadi banjir di mana-mana. Di pantai utara Jawa Tengah saja yang sentra-sentra produksi padi tenggelam padinya," ungkapnya.
Akibatnya, kondisi cuaca tersebut mengakibatkan para petani menambah masa panen lantaran lahan terendam banjir.
"Petani harus bercocok tanam ulang dan akan membutuhkan masa panen. Otomatis produksi makin menurun," tegasnya.
Andreas berharap prediksi tersebut tidak terjadi dan berharap pemerintah untuk menjaga cadangan pasokan beras untuk mengantisipasi prediksi tersebut.
Pengamat sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa mengatakan produksi beras nasional dalam negeri tahun ini diprediksi akan berkurang.
- Vietnam: Mengimpor Barang dari Uni Emirat Arab Rawan Penipuan
- BMKG Sebut Ada Risiko Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Ini
- Prakiraan Cuaca Riau 23 April 2024, BMKG: Waspada Petir, Hujan Lebat
- Hujan Lebat Diperkirakan Guyur Sebagian Besar Daerah
- Prakiraan Cuaca di Sulut Beberapa Hari ke Depan, Waspadai Banjir & Tanah Longsor
- Update Stok Beras hingga April 2024, Bulog: 1,27 Juta Ton