Produksi Merosot, Orang Indonesia Bisa Tak Lagi Minum Susu Australia


Morris mengatakan banyak peternak juga khawatir tentang lembaga Dairy Plan karena sebagian didanai oleh Dairy Australia.
Badan riset dan pemasaran tersebut, baru-baru ini, menjadi sorotan karena membayar bonus lebih dari $ 300.000 (atau setara Rp 3 miliar) kepada direktur pelaksana mereka yang mundur dan membeli mesin kopi seharga $ 10.000 (atau setara Rp 100 juta) di kantor pusatnya di Melbourne, sementara para peternak menghadapi tekanan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Saya pikir kami telah dikecewakan oleh badan puncak kami," kata Morris.
"Setiap bulan Anda harus membayar retribusi [kepada Dairy Australia], Anda tak punya pilihan, dan jika mereka pergi dan mengunjungi 50 persen peternakan yang membayar tagihan mereka, saya pikir mereka akan memiliki gambaran yang sangat berbeda tentang apa sedang terjadi di lapangan. "
Dalam pernyataannya kepada ABC, Dairy Australia membantah klaim itu.
"Pada tahun lalu, Kami sangat aktif dan merespon dengan layanan baru yang signifikan bagi peternak," sebut pernyataan itu.
"Ini termasuk mengangkat profil pelaporan harga pakan ternak dan dukungan peternakan yang disediakan melalui Program Pengembangan Regional kami."
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan