Produksi Migas Terus Menurun
Peningkatan produksi migas penting dilakukan lantaran konsumsi produk turunan seperti BBM di Indonesia terus melonjak.
Selain itu, konsumsi gas domestik meningkat terutama seiring dengan naiknya kebutuhan gas industri maupun masifnya pembangunan jargas (jaringan gas) untuk sambungan rumah tangga.
Dalam usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2020, target lifting atau produksi siap jual migas turun menjadi 1,893 juta boepd (barrel oil equivalent per day) di antara target APBN 2019 sebanyak 2,025 juta boepd.
Target lifting tersebut terbagi menjadi lifting minyak 734 ribu boped dan gas 1,159 juta boepd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan, ladang-ladang migas di Indonesia mengalami penurunan produksi tiga persen terhadap outlook lifting 2019.
SKK Migas memproyeksikan lifting migas RI pada 2019 jauh lebih rendah daripada target APBN, yakni 1,826 juta boepd.
''Gas forecast-nya meningkat 8 persen bila dibandingkan dengan tahun ini,'' terangnya dalam kesempatan berbeda.
Dia mengungkapkan, beberapa blok migas memang mengalami kenaikan produksi. Sayangnya, jumlah kenaikan belum bisa mengompensasi penurunan produksi beberapa blok migas.
Eksplorasi untuk menemukan cadangan menjadi kunci peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) di tanah air.
- Pertamina-Eni Berkolaborasi, Perkuat Ketahanan Energi Nasional
- Perhutani dan SKK Migas Tanam Ribuan Bibit Pohon di Bogor
- Temuan Cadangan Gas Jumbo Bakal Jadi Harapan Baru Komersialisasi Hilir Gas Bumi
- 66 Tahun Pertamina Berkiprah Membangun Ketahanan Energi dan Ekonomi Indonesia
- Dukung Peningkatan Kapasitas di Sektor Suplai Migas, IDSurvey Ikuti Forkapnas III
- Fasilitasi 67 Pertemuan Bisnis, SKK Migas Gelar Forum Kapasitas Nasional III 2023