Produsen Baja AS Relokasi ke Indonesia

Produsen Baja AS Relokasi ke Indonesia
Produsen Baja AS Relokasi ke Indonesia
Menurut Direktur Industri Logam Departemen Perindustrian (Depperin) Putu Suryawirawan, proses pembangunan pabrik Mandan Steel di Kalsel terus dimatangkan. Pabrik baru itu direncanakan berkapasitas 300 ribu ton per tahun. “Mandan Steel melakukan relokasi dengan total investasi hingga USD 1 miliar dengan kapasitas satu juta ton. Tapi rencana itu dilakukan secara bertahap,” tutur Putu.

       

Putu mengungkapkan, harga baja dunia saat ini mencapai titik terendah di level USD 450 per ton. Kalaupun bergerak, harga baja dunia diproyeksikan akan stagnan antara USD 450-460 per ton. ”Pada Maret-Juni, akan ada peningkatan harga lagi kemudian bergerak flat (mendatar) selama beberapa minggu, dan kembali naik perlahan. Pada Juni 2009, harga baja diperkirakan terdongkrak sekitar USD 600 per ton. Di sinilah saat titik balik terjadi,” terangnya.

       

Perkiraan tersebut, lanjut dia, berdasarkan analisis dari Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang menyatakan harga baja dunia mulai pekan kedua Maret akan kembali ke harga yang bagus. Oleh sebab itu, produsen baja terbesar di dunia, Tiongkok, secara bertahap mulai meningkatkan produksi. ”Tiongkok akan kembali menjadi barometer pergerakan pasar baja dunia pada tahun ini. Sejumlah konsumen yang relatif tak terpengaruh terhadap dampak negatif resesi global akan meningkatkan konsumsi,” jelasnya. (wir/bas)

JAKARTA – Produsen baja di Amerika Serikat (AS) mulai merasakan iklim bisnis yang tak nyaman di negaranya.  Ini menyusul krisis finansial


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News