Prof Zainuddin Usulkan Model Pembelajaran yang Cocok di Tengah Pandemi Covid-19

Prof Zainuddin Usulkan Model Pembelajaran yang Cocok di Tengah Pandemi Covid-19
Prof Zainuddin Maliki. Foto: source for JPNN.com

Dari proses pengerjaan proyek itu, guru juga bisa melihat kesungguhan dari siswa, kerapihannya, termasuk penguasaan teknologinya. Misalnya siswa diharuskan merekam proses yang dilakukan dalam mengerjakan proyek yang ditugaskan tersebut.

"Harus didokumentasikan untuk portofolio. Ini lho aku ke selokan, mencari apa yang ditugaskan. Jadi bisa sambil belajar penguasaan teknologi smartphone misalnya," tukas politikus asal Jawa Timur ini.

Kemudian, tema-tema proyek bisa disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Siswa kelas I tentu tidak tepat diberikan proyek yang dijadikan contoh tadi, atau dalam istilah pembelajaran disebut dengan Inkuiri and Discovery (mencari dan menemukan).

"Nah, kalau anak-anak yang kelas satu, kelas dua, itu mereka bisa bermain. Dari bermain, anak-anak itu bisa belajar tentang bagaimana cara bergaul, bisa mengasah emosi dan seterusnya. Itu penting untuk perkembangan jiwa anak. Melalui bermain itu dia bisa diajarkan pola hidup disiplin, pola hidup bersih," tuturnya.

Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR ini menyebutkan, model pembelajaran seperti ini seharusnya sudah dilakukan pada saat tidak ada Covid-19. Namun kenyataannya pada saat tidak ada Corona, guru dalam mengajar kesannya cuma untuk mengejar target kurikulum, atau bagaimana supaya skor UN-nya bagus.

"Yang penting apa yang ada di kurikulum sudah disampaikan, nanti soalnya keluar dari situ, tugas guru adalah mencari bank soal, lalu diajarikan untuk menyelesaikan soal-soal itu saja. Akhirnya, guru tidak sempat membentuk kepribadian anak, tak sempat membentuk soft skill. Tetapi anak-anak jelas pintar, waktu UN lulus semua," jelas prof Zainuddin.

Maka dari itu, sekarang waktunya untuk mengubah cara pembelajaran ini. Covid-19 bisa dijadikan momentum menerapkan pengajaran berbasis proyek.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga harus memfasilitasi guru untuk belajar menyusun project base laerning, belajar menyusun tim teaching agar mereka tidak bekerja secara individual.

Anggota Komisi X DPR RI Prof Zainuddin Maliki mengatakan tahun ajaran baru 2020-2021 tidak perlu digeser dari Juli 2020 ke Januari 2021, karena pandemi Covid-19 belum dipastikan kapan berakhirnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News