Professor Ini Sebut Daerah Islam Radikal Selalu Jadi Target

Professor Ini Sebut Daerah Islam Radikal Selalu Jadi Target
Professor Ini Sebut Daerah Islam Radikal Selalu Jadi Target

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof Irfan Idris, mengatakan di Indonesia tidak bisa dipungkiri,  menjadi tempat perekrutan dan pergerakan teroris, khususnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).  Namun semua orang di Indonesia pastinya ikut menentang aksi teror di Paris yang menewaskan lebih dari 128 orang dan melukai ratusan korban lainnya.

"Kita semua sepakat, peristiwa di Paris itu adalah bencana kemanusiaan. Bukan aksi karena ideologi agama. Semua orang berempati dengan korban peristiwa di Paris ini," terang Prof Irfan Idris, seperti dikutip dari FAJAR (Grup JPNN.com), Sabtu 14 November kemarin. 

Pemerintah melalui BNPT, menurut Irfan, pastinya meningkatkan kewaspadaan. Dia tidak memungkiri. Meskipun ISIS besar di Timur Tengah, namun semangat dan simpatisan ISIS selalu ada di mana-mana. Khususnya di daerah-daerah dengan jumlah penganut islam radikal yang tinggi.

"Prancis ini menjadi sasaran, karena negara ini banyak umat Islam yang radikal," nilainya. Indonesia, beberapa wilayah dengan umat islam radikal, juga selalu menjadi pergerakan teroris.

"Misalnya di Poso, dan di daerah Barat Indonesia. Gerakan terorisme ini mudah masuk, dengan isu-isu mendirikan khilafah atau negara Islam. Lalu memberi doktrin, semuanya halal dilakukan demi mewujudkan khilafah, bahkan dengan cara yang bejat. Dengan alasan konstitusi tidak akan pernah mendukung," katanya.

Makanya, umat Islam harus ikut membantu meningkatkan kewaspadaan dini, memberi pencerahan kepada yang lain. Bahwa apapun alasannya, aksi yang menyebabkan ratusan orang tewas itu tidak bisa dibenarkan, dan sangat bertentangan dengan nilai agama.(sbi)


JAKARTA - Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof Irfan Idris, mengatakan di Indonesia tidak bisa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News