Program CSA Terbukti Tingkatkan Produktivitas, Wakil Bupati Purworejo Apresiasi Kementan
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menyiapkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi El Nino, di antaranya dengan mempersiapkan berbagai upaya antisipasi adaptasi dan mitigasi di sektor pertanian yang siap dilaksanakan setiap daerah.
Kementan juga terus mendorong dan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan.
Program Climate Change Agriculture (CSA) Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) menjadi salah satu jawaban terhadap perubahan iklim, terutama kondisi El Nino yang terjadi saat ini.
Karena itu, petani harus melanjutkan teknologi yang diterapkan, meski program tersebut akan berakhir pada 2024 mendatang.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat ini tantangan pembangunan pertanian sangatlah besar.
Selain adanya perubahan iklim atau climate change, juga terjadi degradasi lahan, sarana produksi terbatas, khusus pupuk kimia kian mahal, produksi juga tidak efisien dengan penurunan produktivitas lahan.
“Karena itu, sekarang ini kita tidak bisa lagi dengan cara lama, tetapi, harus sudah menggunakan cara baru dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan jumlah penduduk kita mencapai 280 juta jiwa, hadirnya pertanian yang makin maju, makin modern dan mandiri akan sangat berarti. Karena penduduk Indonesia sangat besar,” ujar Mentan Syahrul.
Syahrul juga memastikan jika kebutuhan beras dalam menghadapi cuaca buruk El Nino dalam kondisi aman.
Program CSA SIMURP menjadi salah satu jawaban terhadap perubahan iklim, terutama kondisi El Nino yang terjadi saat ini.
- Adaptasi Perubahan Iklim, Kementan Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian
- Info dari Jaksa KPK, Istri dan Anak SYL Siap-Siap Saja
- Sambut Peluncuran Film Climate Witness, Begini Komentar Direktur Koaksi Indonesia
- YRE Dorong Transisi Energi Melalui Koperasi Hijau di Kawasan Rural
- Peningkatan Perubahan Iklim, UNUSIA Gelar Kajian Mengenai Fikih Lingkungan
- Syahrul Yasin Limpo: Paru-Paru Saya Tinggal Satu, Sulit Bernapas