Prosesi Jumenengan di Tengah Konflik Panjang Keraton Kasunanan Solo

Dikawal Ketat 400 Petugas Keamanan

Prosesi Jumenengan di Tengah Konflik Panjang Keraton Kasunanan Solo
Pakubuwono XIII Hanggabehi saat menyaksikan tari Bedaya Ketawang dalam jumenengan di Keraton Kasunanan Solo, Jumat (15/6). Foto: Arief/Radar Solo/JPNN
Pada saat bersamaan pula, PB XIII Hangabehi mengangkat garwa prameswari (permaisuri). Yakni, Kanjeng Ratu Paku Buwono XIII atau sebelumnya bernama Raden Ayu Pradapa Ningsih.

Setelah mengangkat permaisuri, Hanggabehi juga memanggil putra pertamanya dari Kanjeng Ratu Paku Buwono yang diberi nama Suryo Mustiko yang baru berumur 10 tahun. "Sinuhun memberikan gelar Gusti Pangeran Haryo (GPH) Purboyo (kepada Suryo Mustiko). Beliau juga memberitahukan kepada GPH Purboyo bahwa ibunya telah diangkat menjadi permaisuri," terangnya.

Tapi, itu tidak berarti GPH Purboyo otomatis bakal menjadi putra mahkota alias penerus takhta raja. KPH Adipati Sosro Nagoro, sahabat sinuhun, menyatakan tidak ingin berandai-andai. "Yang jelas, raja mempunyai hak prerogatif untuk menunjuk putra mahkota," katanya.

Menurut dia, penunjukan putra mahkota dilakukan saat raja masih hidup. Yang berhak ditunjuk sebagai putra mahkota adalah anak laki-laki tertua dari permaisuri atau anak laki-laki tertua dari garwa selir. Namun, semua kembali kepada hak prerogatif raja.

Meski diwarnai kericuhan, prosesi jumenengan di Keraton Kasunanan Solo, Jumat (15/6) lalu secara umum berlangsung lancar. Pakubuwono XIII mengangkat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News