Prostitusi di Dolly Belum Mati, Banyak Pelanggan, Tarif?

Prostitusi di Dolly Belum Mati, Banyak Pelanggan, Tarif?
Tiga PSK yang diamankan di Mapolrestabes Surabaya, Minggu dinihari (21/1). Foto: SURYANTO/RADAR SURABAYA

Kemudian polisi melakukan penyelidikan, hingga akhirnya mengamankan Basuki dan Tasipin yang bekerja sebagai mucikari.

Dari penangkapan dua tersangka tersebut, polisi mendapati jika ada tiga PSK binaan mereka yang sedang melayani tamu di Wisma Borneo. Wisma itu adalah salah satu wisma yang ditutup oleh Pemkot Surabaya pada Juni 2014 lalu.

“Dari penggerebekan wisma tersebut, kami mengamankan tiga PSK dan dua lelaki hidung belang,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran.

Sudamiram menjelaskan, modus yang dilakukan oleh mucikari tersebut tidak jauh berbeda dengan mucikari yang sudah ditangkap sebelumnya. Mereka menawarkan PSK kepada setiap pengendara yang lewat di lokasi tersebut.

"Biasanya mereka menunggu pada waktu siang hingga malam. Ketika ada pelanggan yang ingin mencari PSK, dia menawarkan beberapa anak buahnya, dengan cara menunjukkan foto," ungkapnya.

Biasanya untuk mengelabuhi polisi, para muncikari ini menyaru sebagai tukang parkir atau preman. Ketika ada pelanggan yang berminat, mereka mulai membicarakan tarif.

Bisanya tarif untuk sekali kencan, kedua tersengka ini menentukan tarif Rp 250 ribu, dengan rincian Rp 160 ribu untuk PSK, Rp 40 ribu untuk dua mucikari. Sedangkan Rp 50 ribunya digunakan untuk menyewa kamar.

"Setelah transaksi selesai, kedua tersangka ini menghubungi korban yang disembunyikan di kawasan Jalan Jarak. Keduanya meminta agar korban bersiap lantaran mendapat tamu,” lanjut Sudamiran.

Meski sudah beberapa kali dirazia, bisnis prostitusi di eks Lokalisasi Dolly, Surabaya, ternyata belum maati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News