PTN Senang tak Dilibatkan di Kepanitiaan Unas

PTN Senang tak Dilibatkan di Kepanitiaan Unas
PTN Senang tak Dilibatkan di Kepanitiaan Unas

Menurut guru besar bidang pendidikan itu, sejatinya siswa tidak perlu ditakut-takuti menjelang penyelenggaraan unas. Dia meminta siswa dibiarkan secara alami untuk menghadapi unas. "Siswa itu siap, jika oleh guru dan orangtua disiapkan menghadapi unas. Siswa itu mampu," tegasnya.

Rohmat lantas menjelaskan terkait fungsi nilai unas dalam kelulusan SNM PTN 2015. Idealnya memang nilai unas memiliki bobot 10 persen dalam pertimbangan masuk PTN. Tetapi angka itu bukan berarti angka mati.

"Jika unas di sekolah X tidak kredible, masak dipaksakan berbobot 10 persen," katanya. Jika dipaksakan, panitia unas tidak adil dengan sekolah-sekolah yang menyelenggarakan unas dengan jujur.

Menurutnya, kewenangan penerimaan mahasiswa baru masih menjadi kewenangan masing-masing rektor. Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi hanya membuat rambu-rambunya.

Sebelumnya Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Zainal Arifin mengatakan, ada perubahan sistem pengawasan unas di sekokah atau tempat ujian. Mulai unas tahun ini, pengawasan tidak lagi melibatkan PTN dan polisi. Tujuannya supaya siswa mengerjakan unas dengan rileks dan tanpa ada unsur tekanan.

Langkah ini diambil setelah pemerintah memutuskan nilai unas tidak jadi bagian penentu kelulusan. Keputusab kelulusan siswa dipasrahkan ke guru dan sekolah masing-masing. (wan)

 


JAKARTA - Pengawasan ujian nasional (unas) mulai tahun ini tidak lagi melibatkan perguruan tinggi negeri (PTN) dan polisi. Tujuannya supaya siswa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News