Puasa Menahan Hasrat Berlebih
Oleh Dr. Haedar Nashir*

Bagi yang diberi mandat kuasa, memperoleh harta dan segala kesenangan duniawi, jangan merasa bangga, congkak, dan euforia tatkala berhasil. Belajarlah rendah hati dan bersyukur kepada Allah.
***
Ukuran sukses puasa dan ibadah Ramadan tentu pada sublimasi (penyucian diri) dan transformasi (perubahan) diri dalam bingkai kualitas takwa.
Sukses atau tidaknya orang berpuasa ialah pada seberapa dalam dan jauh kualitas takwa itu menginternalisasi dalam diri setiap muslim yang menunaikannya. Yang kemudian berbuah segala kebaikan diri sebagai pancaran dari ketakwaan.
Adakah semua itu terjadi dan menjelma dalam setiap insan muslim di negeri tecinta ini? Semoga demikian.
Menjadi bertakwa itulah tujuan berpuasa, sebagaimana firman Allah dalam Alquran yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah: 183).”
Setiap muslim mudah mengingat dan menghafalnya. Para mubalig pun dengan fasih menjelaskan dalam segala keindahan tafsir dan retorika ketika menguraikan ayat tentang puasa Ramadan itu.
Takwa, kata para ulama, ialah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Semudah itu. Tapi, apakah setiap insan muslim dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata?
Marhaban ya Ramadan. Selamat datang puasa Ramadan. Para sosialita, bahkan program televisi pun, kian akrab dengan aktivitas Ramadan.
- Muhammadiyah-Polres Tanjung Priok Perkuat Sinergi Jaga Kamtibmas dan Kegiatan Keagamaan
- Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar, Muhammadiyah: Perilaku yang Mencoreng Profesi
- MOSAIC & Muhammadiyah Bahas Potensi Penggunaan Dana ZIS untuk Transisi Energi
- Soal Polemik Soeharto Pahlawan, Ketum Muhammadiyah Singgung Bung Karno hingga Buya Hamka
- Mengenang Paus Fransiskus, Ketum PP Muhammadiyah: Sosok Penyantun dan Humoris
- Prediksi BI, Ritel Tumbuh 8,3% saat Ramadan & Idulfitri