Puasa untuk Tumbuhkan Empati dan Solidaritas

Puasa untuk Tumbuhkan Empati dan Solidaritas
Mengisi Ramadan dengan mengaji. Foto: JPNN

Pada akhir Ramadan, sambung Dede, umat Muslim juga diwajibkan membayar zakat fitrah untuk membersihkan diri dan memberi makan orang lain.

“Dengan demikian, sebenarnya bagian dari proses ibadah puasa ini salah satunya adalah bagaimana membangun solidaritas sesama muslim dan dengan orang-orang yang berbeda agama,” ujar peraih gelar Doktor dari McGill University, Kanada, ini.

Menurut dia, puasa juga harus digunakan untuk bersabar agar tidak mudah terpancing aksi-aksi negatif seperti ujaran kebencian (hate speech) dan berita bohong (hoaks).

Apalagi, akhir-akhir ini bangsa Indonesia diguncang dengan beberapa aksi terorisme.

“Tidak hanya bersabar diri, tapi juga menolak terorisme. Walaupun seringkali aksi tersebut menggunakan simbol-simbol agama ketika melakukan aksi terornya, baik dari segi pakaian, ucapan, lafal dan sebagainya, tetapi aksi itu bukanlah agama  dan tidak menjadi bagian dari perintah agama,” kata pria kelahiran Ciamis, 5 oktober 1957 itu. (jos/jpnn)


Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada mengatakan, puasa selama Ramadan bukan hanya menahan lapar dan haus.


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News