Puji Tuhan...Ketiga Jenazah Napi Mati Tersenyum Semua

Puji Tuhan...Ketiga Jenazah Napi Mati Tersenyum Semua
Suhendro Putro menunjukkan peti yang disiapkan bagi narapidana yang akan dieksekusi mati di tempat kerjanya di kompleks Gereja Kristen Jawa (GKJ), Jalan dr Wahidin, Cilacap, Kamis (19/2). Foto: Ariski/Jawa Pos/JPNN

Menjelang eksekusi terpidana mati gelombang kedua, Suhendro menyatakan belum mendapat pesanan dari Polres Cilacap. Meski begitu, dia sudah siap bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Menurut rencana, Kejagung mengeksekusi 12–15 terpidana mati. Jumlah resminya belum diumumkan.

"Pokoknya, begitu jadwal dan jumlah terpidananya sudah pasti, saya langsung siapkan,’’ tambahnya.

Bukan hanya penyedia peti, suami Maria Suciati da Andel itu punya tugas lain. Yaitu, memandikan jenazah yang sudah dieksekusi mati. Suhendro mengungkapkan, pada eksekusi pertama 18 Januari lalu, dia memandikan tiga jenazah. Yakni, Marco Archer Cardozo Moreira asal Brasil, Daniel Enemua dari Malawi, dan Ang Kim Soe alias Tommi Wijaya, warga Belanda.

Dia menjelaskan, memandikan jenazah eksekusi mati lebih mudah daripada jenazah yang mati lantaran sakit. Diperlukan ketelatenan ketika memandikan tahanan yang mati karena sakit. Sebab, terkadang mayat mengeluarkan cairan dari dalam tubuh. Baik dari kulit maupun mulut.

"Tidak boleh jijik," tegasnya.

Jenazah yang dieksekusi mati lebih bersih. Sebelum jenazah dimandikan, dokter akan menjahit luka bekas peluru. Biasanya ada empat titik jahitan. Nah, ada yang menarik dari pengalaman Suhendro memandikan tiga jenazah terpidana mati tersebut.

"Ketiga jenazah dalam kondisi tersenyum semua. Tidak ada yang tampak kesakitan. Puji Tuhan," ujarnya.(*/c10/ari)

BANYAKNYA narapidana mati di Nusakambangan memberikan lahan bisnis bagi Suhendro Putro. Sejak sepuluh tahun lalu dia menjadi langganan pihak lembaga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News