Pulang Liputan, Tiga Jurnalis Ditangkap Militer

jpnn.com, YANGON - Dua tahun lalu mungkin menjadi hal yang tak mengejutkan jika ada berita tentang penahanan jurnalis di Myanmar.
Namun, ketika kabar tersebut muncul di saat Aung San Suu Kyi -si pejuang demokrasi- berkuasa, dunia pantas bertanya-tanya.
Ya. Kebebasan pers yang menjadi salah satu ciri kuat demokrasi ternyata belum didirikan di sana.
Buktinya, tiga jurnalis yang sedang menunaikan tugas peliputan ditangkap. Bukan oleh polisi. Tapi militer.
Para jurnalis yang kini berada di tangan militer tersebut tercatat sebagai warga negara Myanmar.
Mereka adalah Aye Nai dan Pyae Phone Naing dari media Democratic Voice of Burma (DVB) dan Lawi Weng, jurnalis senior majalah Irrawaddy.
Sejak diamankan pada Senin (26/6), mereka ditawan di salah satu fasilitas militer di Negara Bagian Shan di kawasan timur laut Myanmar.
Senin itu tiga pemburu berita tersebut memenuhi undangan Ta'ang National Liberation Army (TNLA), salah satu kelompok etnis bersenjata di Shan.
Dua tahun lalu mungkin menjadi hal yang tak mengejutkan jika ada berita tentang penahanan jurnalis di Myanmar.
- Presiden Jokowi Blak-blakan soal Penguasa Myanmar: Ada Ketidakpercayaan
- Myanmar Masih Dikucilkan, Filipina Dipastikan Jadi Ketua ASEAN 2026
- PBB Janjikan Repatriasi Bermartabat untuk Muslim Rohingya
- Isu Myanmar Jadi Agenda Pertemuan Para Menlu ASEAN dan Australia di Jakarta
- Kesulitan Usut Genosida Rohingya, ICC: Ukraina Lebih Mudah Diakses ketimbang Myanmar
- Bea Cukai Soekarno-Hatta Fasilitasi Percepatan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar