Punya Atribut Pemilu sampai Situs Partai Gurem yang Kolaps

National Library Australia yang Merekam Lengkap Sejarah Indonesia

Punya Atribut Pemilu sampai Situs Partai Gurem yang Kolaps
KOLEKSI: Tieke Atikah menunjukkan salah satu microfilm induk media ini, Jawa Pos, yang dimiliki NLA saat dijumpai di Canberra, Australia, Kamis (27/3). Foto: Dwi Shintia Irianti/Jawa Pos

jpnn.com - SEBAGAI tetangga dekat, Australia rupanya mengikuti betul apa yang terjadi di Indonesia. Mereka punya National Library Australia, yang memiliki koleksi buku dan literatur tentang Indonesia yang mumpuni. Begitu lengkapnya, mereka mengklaim sebagai perpustakaan dengan “koleksi Indonesia” terbesar di dunia.

----------
Dwi Shintia Irianti, Canberra
----------
GERIMIS membasahi jalan menuju Perpustakaan Nasional Australia saat jarum jam melintasi angka 15.00 waktu Canberra, Australia, pekan lalu. Kota pemerintahan Australia itu pun merambat senyap. Memang, meski berlabel kota pemerintahan, populasi Canberra tidak besar. Berdasar sensus penduduk pada 2011, jumlah penduduknya hanya berkisar 411 ribu. Tidak terlalu banyak mengingat Canberra salah satu kota dengan luas terbesar di Australia.

Meski demikian, sebagian Canberran –sebutan untuk masyarakat Canberra, belum hendak beranjak dari ruang-ruang baca di Perpustakaan Nasional Australia (National Library Australia – NLA). Waktu yang seolah lambat berjalan, suhu sejuk dengan matahari yang malas menampakkan dirinya, menjadi latar yang pas untuk menghabiskan waktu membaca di perpustakaan yang terletak di Parkes Place, Canberra, itu.

Namun, tidak hanya Canberran yang mendatangi perpustakaan itu. Menjadi salah satu perpustakaan dengan koleksi terbesar di dunia, NLA adalah jujukan bagi pencari literatur dari seluruh dunia. Seperti Penny Peters. Ditemui di bagian Asian Collection alias Koleksi Asia, Peters sedang mencari data untuk melengkapi tesis doktoralnya. Peters bukan Canberran, perempuan berpotongan pendek itu berasal dari Swedia.

”Saya sengaja ke Canberra karena di sini ada buku dan literatur yang saya butuhkan,” katanya saat di jumpai media ini Kamis (27/3) di Canberra, Australia.

Koleksi Asia di NLA tersebut memang tidak main-main. Mereka punya jutaan buku, jurnal, sampai media massa seperti koran, majalah, dan tabloid dari negara-negara di Asia. Yang istimewa, penanggung jawab Koleksi Asia itu seorang perempuan mungil berkacamata yang terlahir di Bandung, Jawa Barat, lima puluh tahun yang lalu.

Namanya, Tieke Atikah. Ibu satu anak yang sudah 25 tahun tinggal di Australia itu sangat gesit menerangkan tentang koleksi yang mereka miliki.

Termasuk, menjelaskan koleksi literatur Indonesia di NLA menjadi koleksi terbesar di dunia. “Jika ingin mencari sesuatu tentang Indonesia, NLA tempatnya,” ujar Tieke yang bersuami warga negara Australia itu.

SEBAGAI tetangga dekat, Australia rupanya mengikuti betul apa yang terjadi di Indonesia. Mereka punya National Library Australia, yang memiliki koleksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News