Punya Atribut Pemilu sampai Situs Partai Gurem yang Kolaps

National Library Australia yang Merekam Lengkap Sejarah Indonesia

Punya Atribut Pemilu sampai Situs Partai Gurem yang Kolaps
KOLEKSI: Tieke Atikah menunjukkan salah satu microfilm induk media ini, Jawa Pos, yang dimiliki NLA saat dijumpai di Canberra, Australia, Kamis (27/3). Foto: Dwi Shintia Irianti/Jawa Pos

Ditambahkan Tieke yang mengambil jurusan librarian di Institut Teknologi Bandung dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Inggris itu, NLA punya lebih dari 200 ribu judul buku yang berhubungan dengan Indonesia, lima ribu jurnal, dan 250 media massa seperti koran dan tabloid.

Itu belum termasuk koleksi lain seperti kumpulan halaman websites media dari Indonesia, data-data Badan Pusat Statistik, sampai koleksi bersejarah saat pemerintahan Belanda dan Jepang menguasai Indonesia. Serta, majalah dan koran yang sudah diberedel pemerintah. ”Koleksi tertua kami tercatat mulai tahun 1940,” ujar Tieke.

Saat berkunjung ke perpustakaan itu, media ini yang datang atas undangan Kedutaan Besar Australia Jakarta melihat berbagai macam buku Indonesia di Asian Collections Reading Room. Seperti Pers Indonesia di Mata Saya karya Presiden Inter Milan, Erick Thohir. Ada juga buku Imron Sang Pengebom, Kiai dan Korupsi, Presiden Golput, dan buku fotografi karya fotografer Jawa Pos Yuyung Abdi, Lensa Manusia.

"Koleksi Indonesia kami mulai dari ilmu sosial, pemerintahan, agama, dan literatur. Bahkan koleksinya sampai level kabupaten/kota,” terang Tieke yang menyempatkan untuk pulang ke Indonesia dua kali setahun itu.

Saat musim pemilihan umum saat ini, NLA pun menyediakan bagian khusus untuk pemilu. Bagian khusus itu menampilkan berbagai ornamen yang berhubungan dengan pemilu. Seperti baliho, selebaran-selebaran, stiker, sampai kaus-kaus partai yang mengikuti pemilu. ”Untuk pemilu tahun ini koleksinya sedang diperbarui.

Yang dipajang saat media ini mengunjungi NLA adalah koleksi saat pemilu pada 2004 dan 2009. Ada berbagai jenis striker Megawati dengan calon wakil presidennya KH Hasyim Muzadi dan SBY dengan Jusuf Kalla.

Tidak hanya atribut pemilu, mereka juga memiliki situs-situs yang dibikin para partai. Situs, yang mungkin saat ini sudah tidak ada lagi karena tidak diurusi atau partai yang saat itu ada namun sekarang sudah kolaps.

”Asal tahu nama situsnya, mudah-mudahan kami memilikinya,” terang Tieke kemudian menunjukkan beberapa situs partai gurem yang namanya sudah tidak terdengar lagi.

SEBAGAI tetangga dekat, Australia rupanya mengikuti betul apa yang terjadi di Indonesia. Mereka punya National Library Australia, yang memiliki koleksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News