Punya Visi yang Sama pada Rakyat Jelata, PDIP Bakal Rayakan Harlah NU

Punya Visi yang Sama pada Rakyat Jelata, PDIP Bakal Rayakan Harlah NU
Ketua Umum PP Bamusi Prof Hamka Haq. Foto: dokumen JPNN.Com

Dalam perkembangannya, seiring dengan perjuangan kaum nasionalis, yang tergabung dalam PNI dan gerakan nasionalis lainnya, maka NU pun menerima gagasan Republik Indonesia.

"Dengan demikian, NU sejak dahulu menjadi ormas keagamaan yang nasionalis yang turut memelopori lahirnya NKRI," kata Hamka.

Jika NU merupakan ormas religius nasionalis, maka di sisi lain, PDIP merepresentasikan diri sebagai penerus ideologi nasionalis yang digagas oleh Soekarno.

Namun, Hamka mengingatkan bahwa Bung Karno juga sebagai pribadi yang amat religius, muslim taat, moderat, dan toleran.

"Dengan demikian PDI Perjuangan sebagai penerus cita-cita kenegaraan Bung Karno adalah partai nasionalis-religius, yang sangat beririsan dengan jati diri NU yang religius-nasionalis itu," urai Hamka.

Fakta historis kepeloporan NU dalam sejaran Republik Indonesia, adalah ketika Hadratussyekh Hasyim Asyaari memfatwakan resolusi jihad nasional 22 Oktober 1945, atas permintaan Bung Karno. Ini dilakukan untuk menghadapi agresi sekutu pimpinan Inggris yang segera waktu itu mendarat di Surabaya.  

Resolusi jihad tersebut menjadi ladasan perlawanan heroik rakyat Surabaya mengadapi penjajahan, mencapai puncaknya pada 10 November 1945. Lahirnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 merupakan fakta bersejarah bagi perjuangan kaum santri melawan penjajah, yang kini diabadikan sebagai Hari Santri Nasional (HSN). 

Penetapan HSN tersebut adalah berkat kerja sama antara NU dan PDIP, yang kemudian ditetapkan oleh Presiden Jokowi. Hasil kerja sama lain yang begitu monumental ialah penetapan tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila.

PDI Perjuangan akan menggelar perayaan khusus memperingati Harlah ke-95 NU pada Minggu besok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News