Pupuk Subsidi Langka

Pupuk Subsidi Langka
Pupuk Subsidi Langka
BANGKO – Kelangkaan pupuk bersubsidi tidak hanya dirasakan di kota Bangko dan sekitarnya. Tetapi juga dirasakan oleh para petani yang berada di Kecamatan Jangkat yang menggantungkan hidupnya dari pertanian. Akibatnya, kini para petani mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Keluhan ini diungkapkan oleh Gusnarto, seorang petani kentang di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat. Dia mengatakan, dia dan petani kentang lainnya kesulitan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi. Katanya, selain stok yang terbatas, pupuk subsidi pemerintah tersebut hanya bisa dibeli ketua kelompok tani atau orang-orang tertentu saja. “Kendala kami disini pupuk tu lah pak, kareno kami petani sulit nian mau beli pupuk subsidi,” keluhnya.

Dia menambahkan, meskipun ada stok pupuk yang tersedia di PPL, harganya sangat tinggi dan diatas harga eceran tertinggi (HET). Menurutnya, dia biasa membeli pupuk jenis SP36 dengan harga Rp 150 ribu; untuk jenis NPK Ponska dia biasa membeli dengan harga Rp 180 ribu. Sedangkan untuk pupuk Urea Rp 120 ribu. “Berat jugo beli pupuk dengan hargo segitu. Mano sekarang hargo kentang lagi turun. Jadi dak imbang be penghasilan kami,” keluhnya lagi.

Senada dengan Gusnarto, Rohimin, petani lainnya juga mengatakan bahwa para petani khususnya petani kentang mengalami kerugian yang cukup besar. Biasanya, dalam setahun bisa tiga kali panen dan meraup untung puluhan juta rupiah. Saat ini, dengan langka dan tingginya pupuk subsidi, penjualan kentang hanya cukup menutupi untuk biaya pembelian bibit dan pupuk.

BANGKO – Kelangkaan pupuk bersubsidi tidak hanya dirasakan di kota Bangko dan sekitarnya. Tetapi juga dirasakan oleh para petani yang berada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News