Putri Candrawathi Mengaku Korban Pelecehan Seksual, Reza Indragiri Beber Teori Pengakuan Palsu

Putri Candrawathi Mengaku Korban Pelecehan Seksual, Reza Indragiri Beber Teori Pengakuan Palsu
Tersangka Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8). Foto : Ricardo/JPNN

"Pertama, false confession yang diberikan secara sukarela (voluntary). Kalau tipe ini yang berlangsung pada diri PC, maka kita bisa bayangkan dia memang punya kepentingan untuk dirinya sendiri tanpa ada paksaan," tutur Reza.

Pada konteks itu, seseorang memilih merangkai cerita sedemikian rupa entah asli atau tidak, guna mencapai manfaat hukum tertentu.

"Entah untuk menyelamatkan dirinya, menyelamatkan suaminya, atau manfaat hukum lainnya," ujarnya.

Tipe kedua ialah coerced (dipaksa). Untuk jenis ini, false confession diberikan karena ada tekanan baik dengan iming-iming harta, cinta, jabatan, kebahagiaan dan seterusnya.

Baca Juga: Ucapan Putri Candrawathi Membuka Topengnya Sendiri, Reza Indragiri: Dia Bukan Korban

Selain itu, iming-imingnya bisa intimidatif, bahwa ketika seseorang tidak menyusun skenario seperti yang diinginkan pihak yang mengintimidasi, maka orang tersebut akan menjadi sasaran pembunuhan, misalnya.

"Kalau mengacu tipe kedua, perlu dicari tahu siapa pihak yang memberikan tekanan kepada PC sehingga merangkai cerita palsu tersebut," lanjut Reza.

Tipe ketiga, internalized false confession. Situasi ini paling pelik, yakni ketika seorang terperiksa tidak bisa lagi membedakan mana informasi palsu dan  asli, mana yang rekaan dan sungguh terjadi.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menganalisis pengakuan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi koban pelecehan seksual dengan tertuduh Brigadir J.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News