Putri Wakil Wali Kota Depok Kena Lockdown di Spanyol, Ini Ceritanya

Putri Wakil Wali Kota Depok Kena Lockdown di Spanyol, Ini Ceritanya
Wakil Wali ota Depok, Pradi Supriatna menuju ke Kementerian Kesehatan mengambil bantuan sebanyak 50 unit Alat Pelindung Diri Jumat (27/3). Foto: JUNIOR/RADAR DEPOK

“Kami berada di dalam satu rumah. Tidak bisa ke mana-mana,” katanya.

Pemerintah Spanyol memang memberlakukan sikap tegas dalam pemberantasan korona. Kata Vitha, bagi ada warga yang kedapatan keluar rumah ada sanksi denda yang cukup besar. EUR 200 atau sekitar Rp 3 juta.

Namun demikian, khusus lokasi tertentu, masyarakat masih bisa saling menyambangi. Antara lain, supermarket, apotek, dan bank. Ke supermarket pun dibatasi. Cuma boleh lima orang. “Makanya kalau ke supermarket bisa antre panjang,” jelasnya.

Ia menuturkan, sama seperti di Indonesia, dirinya juga menempuh pendidikan secara daring. Ini yang dikeluhkan. Sebab tugas yang diberikan kampus justru lebih banyak, ketimbang jika menempuh pendidikan secara langsung.

“Mereka (kampus) panik. Namun lama-lama sadar, kalau pemahaman lockdown itu untuk menjaga diri. Bukan untuk buat pekerjaan rumah,” terangnya lagi.

Dirinya menerangkan bila kondisi di Spanyol dalam menghadapi corona sangat jatuh bangun. Rumah sakit penuh menerima pasien yang terus bertambah.

Makanya sebagai bentuk dukungan, setiap pukul 7 malam, seluruh warga Spanyol kompak berdiri di balkon kediaman masing-masing. Mereka bertepuk tengan serentak. “Itu wujud dukungan kepada tenaga medis di sini,” papar dia.

Lebih lanjut, dirinya memuji langkah Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang kerap menanyakan kondisi WNI di Spanyol, kalangan mahasiswa seperti dirinya. Kata dia, meski melakukan lockdown, warga Kota Las Palmas tidak terlalu merasakan efeknya.

Setiap pukul 7 malam, warga yang dalam situasi lockdown berdiri di balkon, bertepuk tangan, sebagai bentuk dukungan buat tenaga medis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News