Rachel High Jadi Sarjana Pertama di Australia yang Hidup dengan 'Down Syndrome'
Makalah ini terdiri dari tinjauan literatur yang meneliti pengalaman universitas dari orang-orang yang hidup dengan disabilitas intelektual dan autoetnografi yang membahas pengalaman Rachel sendiri.
Profesor Robinson mengatakan universitas masih harus berusaha untuk mendukung siswa penyandang disabilitas intelektual dan kognitif dalam mengakses pendidikan tinggi.
"Sudah waktunya kita melihat kembali bagaimana penyandang disabilitas intelektual bisa mendapatkan dukungan universitas, dan memikirkan harapan mereka."
Ia juga mengatakan peningkatan akses harus berfokus pada penyediaan bantuan praktis, seperti perpanjangan tenggat waktu tugas, penyesuaian kurikulum, juga pada perubahan sikap masyarakat.
"Kita harus meningkatkan harapan kita jika penyandang disabilitas intelektual bisa juga berhasil di universitas," katanya.
"Rachel menunjukkan kepada kita betapa hal tersebut mungkin terjadi."
'Mengubah dunia saya'
Rachel mengatakan dia senang ada "sesuatu yang bisa ia tunjukkan" selama satu dekade, yang ia habiskan dengan mendengar, membaca, menulis, dan belajar.
Dia berharap prestasinya akan menjadi bukti bahwa orang yang hidup dengan disabilitas intelektual dapat mengejar kesuksesan akademis, asalkan dengan dukungan yang tepat.
Rachel High diyakini menjadi sarjana pertama di Australia yang hidup dengan 'down syndrome'
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka