Ray Wagiu Basrowi Ajak Influencer Tingkatkan Pengetahuan Lewat Platform Digital

Ray Wagiu Basrowi Ajak Influencer Tingkatkan Pengetahuan Lewat Platform Digital
Praktisi kesehatan komunitas dan kedokteran kerja Dr dr Ray W Basnowi, MKK. Foto: dokumen pribadi

Hubungan Parenting Style dengan Penurunan Tingkat Stunting

Dikutip dari hasil penelitian Dr. Ray beserta tim ahli lainnya yang terpublish di Synapse Koreamed, sebanyak 45% ibu bekerja di Indonesia berhenti menyusui bayinya pada usia bulan ketiga karena kembali bekerja.

Fasilitas laktasi yang terbatas dan program dukungan di tempat kerja dan pengetahuan yang tidak memadai tentang cara memompa ASI dan menyimpan ASI adalah alasan utama penghentian.

Hal ini menjadi fokus para peneliti agar informasi yang sebenarnya dapat disebarkan oleh influencer ataupun media massa mengenai kebutuhan gizi tercukupi di 1000 hari pertama kelahiran.

“Ini semua terlihat hasil positifnya memperbaiki pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga milenial untuk mengerti tentang gizi dan stunting serta berpotensi memutus mata rantai malnutrisi kronik di komunitas," ujarnya.

Stunting dapat dipahami sebagai masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama.

Saat ini, sekitar satu dari 3 balita Indonesia masuk dalam kategori stunting. Bila angka stunting tidak membaik maka Indonesia terancam gagal memanfaatkan bonus demografi pada 2030 dan generasi emas di 2045.

“Yang paling penting, pendekatan inovatif anak-anak milenial ini sudah memiliki bukti epidemiologis yang sudah dipublikasikan baik di jurnal ilmiah internasional,” ungkap Dr Ray yang sempat mengerjakan beberapa penelitian di bidang infant and toddler nutrition. (jlo/jpnn)

Ray Wagiu Basrowi mengajak para influencer kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan melalui platform digital.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News