Rai Bangsawan; Dari Konsultan Bergaji Gede, lalu Jadi Petani Kangkung dan Kopi
Pernah Hampir Mati Dua Kali karena Diteror Preman Pupuk
Senin, 06 Juni 2011 – 08:08 WIB
Dia lantas menyewa lahan 30 are (satuan di Bali, 1 are = 100 meter persegi) di kawasan Canggu, tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Lahan tersebut dia tanami kangkung. Dia pun serius menekuni pekerjaannya sebagai petani. Perencanaan dia lakukan secara matang. Meski banyak mendapat cibiran, Rai bergeming dengan keyakinannya itu.
Saat menanam kangkung, ayah tiga anak itu membagi 30 are tanah yang dia sewa menjadi 30 petak. Tiap hari dia menanami satu petak. Dengan begitu, selama 30 hari dia bisa menanam 30 petak kangkung. Dalam bercocok tanam, Rai menggunakan metode organik, yakni tanpa pestisida maupun pupuk kimia.
Sebelum pada hari ke-30 (kira-kira hari ke-25, Red), Rai sudah memanen kangkung petak pertama. Kala itu, dari satu petak kangkung tersebut, Rai bisa mendapatkan hasil Rp 1 juta. "Saya jual satu ikat Rp 1.000 di warung-warung. Kalau lebih, saya bawa ke pasar," terangnya.
Hal itu berlanjut terus setiap hari. Hingga dia memperoleh penghasilan sekitar Rp 25 juta sebulan dengan biaya sewa lahan Rp 5 juta setahun. "Bisnis ini jelas!" tegasnya.
Semula Rai Bangsawan adalah konsultan perusahaan asing bergaji lumayan besar; Rp 70 juta per bulan. Karena prihatin dengan pertanian di Bali, dia
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor