Raja Wei

Oleh Dahlan Iskan

Raja Wei
Dahlan Iskan di depan mobil listrik untuk taksi online di Tiongkok. Foto: disway.id

Hanya itulah satu-satunya kelemahan mobil listrik di daerah salju. Itu pun bagi yang tidak bisa charging di rumah.

Kenapa tidak charging di rumah saja?

“Rumah saya kecil. Tidak punya tempat parkir," ujar Pak Wang.

Padahal kalau bisa charging di rumah penghematanya lebih-lebih lagi. Tidak sampai separuh charging di tempat umum. Yang tarif listriknya komersial. Yang bila pagi hari listriknya lebih mahal lagi.

Pun sudah mahal begitu baru seperempat biaya bensin. Namun kalau bisa di-charging di rumah luar biasa lagi hematnya. Tidak sampai 10 persennya bensin.

Memang kalau charging di tempat umum bisa cepat. Satu jam sudah kembali penuh. Kapasitas listriknya besar, sedang di rumah harus menyesuaikan dengan meteran yang sudah ada.

Hanya sedikit sopir Cao Cao yang mampu charging di rumah. Hanya 20 persen dari jumlah seluruh sopir Cao Cao.

"Memang kalau charging-nya di rumah perlu delapan jam, tettapi tak ada masalah. Kan kami tinggal tidur," ujar Pak Li. "Pagi hari sudah penuh. Cukup untuk sampai naksinya selesai," tambahnya.

Saya tidak menyangka Geely bisa secepat ini. Dalam menemukan teknologi jarak tempuh. Tiga tahun lalu baterai Geely baru bisa untuk 150 km. Dua tahun lalu meningkat menjadi 200 km. Kini sudah 300 km.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News