Rakyat Diminta Berhenti Pilih Capres Popularitas
Jumat, 14 Juni 2013 – 17:15 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Teguh Santosa mengatakan rakyat harus berhenti memilih calon presiden (Capres) karena popularitas yang dikemas melalui media darling. Cara inilah yang dianggap bisa menghasilkan pemimpin yang berkualitas untuk mengurus bangsa dan negara ini.
"Satu-satunya cara untuk mendapatkan pemimpin bangsa dan negara yang berkualitas harus ada keberanian untuk mendorong rakyat tidak memilih Capres populer yang dikemas melalui media darling," kata Teguh Santosa, di gedung DPD, Senayan Jakarta, Jumat (14/6).
Keberanian untuk mendorong rakyat memilih Capres secara lebih kritis inilah yang tidak dimiliki oleh elit bangsa. Opsi yang ditawarkan ke masyarakat menurut Teguh Santosa selalu berdasarkan politis yang memberikan keuntungan terhadap salah satu kelompok.
"Akibatnya, rakyat secara disengaja oleh elit didorong untuk mengulangi kesalahan yang sama dan selalu memilih orang yang salah," tegasnya.
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Teguh Santosa mengatakan rakyat harus berhenti memilih
BERITA TERKAIT
- Nikson Meminta PPPK Menempelkan Hal Penting Ini di Meja Kerja
- Pengadilan Tinggi DKI Perberat Hukuman Dito Mahendra
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 22 Mei 2024: Daftar Nama Daerah Berpotensi Hujan
- Seluruh Honorer di Database BKN jadi PPPK 2024? Tidak Semudah Itu, Ferguso
- 5 Berita Terpopuler: Formasi Khusus CPNS Membeludak, Pemerintah Diminta Adil, Ada yang Tak Mungkin jadi PPPK 2024
- Kemenag Targetkan 100 Titik Baru Program Pemberdayaan Ekonomi Umat Tahun Ini