Ramadan Mengajarkan Kedisiplinan

Ramadan Mengajarkan Kedisiplinan
Menpora Imam Nahrawi. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - IBADAH Puasa selalu menjadi momen yang luar biasa. Menjadi waktu yang sakral bagi umat Islam dan hanya dijalankan saat bulan Ramadan. Puasa, bukan sekadar kewajiban, tapi ada makna yang lebih dalam.

Memaknai shaum, Menpora Imam Nahrawi menyebut ada empat ‎makna. Dalam tulisan ini, menteri 43 tahun itu akan membaginya dalam empat tulisan. 

Ada makna besar yang terdapat dalam ibadah buasa di bulan Ramadan ini. Sebuah makna yang sangat tegas tersirat saat ibadah yang mulai dijalankan umat Islam pada tahun kedua hijriah itu dijalankan. 

Makna itu adalah sebuah kedisiplinan. Mengapa disiplin? Karena dalam menjalankan ibadah ini, ada waktu yang telah diatur. Waktu ibadah yang dimulai dari fajar sampai tenggelam matahari itu, bukan sekadar waktu lepas. 

Diatur, bahwa manusia harus mematuhi dan mengikuti aturan waktu itu dengan disiplin, saat adzan Subuh waktu puasa dimulai dan berakhir seiring dikumandangkannya adzan Maghrib.

Saat itulah, sebagai manusia yang beriman, ‎akan terlihat sejauh mana dia mematuhi aturan atau tidak.

Sama dengan waktu yang diatur dalam pekerjaan sehari-hari, disiplin dalam puasa juga mengajarkan makna tepat waktu. Jam kerja harus ditaati, demikian pula waktu puasa. 

Tak bisa ditawar, yang menjalankan aturan hanya bisa mengikutinya, dan tak bermain-main dengan kedisiplinan. Karena itu, apabila masih ada umat Islam yang tak bisa berdisiplin, maka harus dipertanyakan sedalam apa dia memaknai ibadah puasa‎.

IBADAH Puasa selalu menjadi momen yang luar biasa. Menjadi waktu yang sakral bagi umat Islam dan hanya dijalankan saat bulan Ramadan. Puasa, bukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News