Ramai-Ramai Tinggalkan Gedung Putih karena Trump Pro-Kelompok Rasis

Ramai-Ramai Tinggalkan Gedung Putih karena Trump Pro-Kelompok Rasis
Presiden AS, Donald Trump. Foto: AFP

PCAH tak sendirian. Ibu mendiang Heather Heyer, Susan Bro, juga menentang sikap Trump. Dia tidak terima anaknya disamakan dengan anggota kelompok rasis.

Saat diwawancarai dalam program Good Morning America Jumat (18/8), Bro mengungkapkan, dirinya berkali-kali mendapatkan telepon dan pesan dari staf Gedung Putih.

Tapi, dia tak sempat membalas karena sibuk dengan prosesi pemakaman putrinya. Namun, begitu melihat sesi wawancara Trump atas tragedi Charlottesville, Bro tak ingin lagi berurusan dengan telepon tersebut.

’’Saya tidak akan berbicara dengan presiden sekarang,’’ tegasnya. ’’Anda tidak bisa melupakan ini dengan berjabat tangan dan berkata saya minta maaf. Saya tidak akan memaafkan, pikir dulu sebelum berbicara,’’ tambahnya.

Para petinggi perusahaan teknologi melawan dengan cara berbeda. Dalam beberapa hari ini, beberapa platform bersih-bersih dari konten yang mengandung kebencian.

Apple Pay dan Apple Pal telah mengubah kebijakan mereka dengan tujuan menghentikan pendanaan untuk kelompok nasionalis kulit putih.

Facebook juga meningkatkan usahanya untuk menghilangkan akun-akun milik kelompok penebar kebencian. Website Daily Stormer milik kelompok neo-Nazi juga ditendang dari jagat maya.

Tapi, tentu saja pembersihan itu tak bisa maksimal. Masih ada saja website milik kelompok penebar kebencian yang tetap bertengger. (AlJazeera/TheGuardian/TheVerge/sha/c17/ttg)


Jumlah hate group di Amerika Serikat (AS) boleh terus meningkat seiring dengan sikap "toleran" Presiden Donald Trump terhadap mereka. Tapi, perlawanan


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News