Ramengvrl, Generasi Baru Raper Cewek

Ramengvrl, Generasi Baru Raper Cewek
Ramengvrl. Foto: Jawa Pos

’’Banyak yang mendukung gue untuk itu dan ini saatnya gue bertindak,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 20 April 1992, itu.

Single pertamanya, I’m Da Man, dirilis pada 2016. Lewat lagu itu, Putje menegaskan dirinya tidak mau terkekang dengan peraturan atau stereotipe. ’’Sesuai judulnya, gue yang punya kendali atas hidup,” ujarnya tegas.

Topik yang klise, namun tetap relevan dan asyik untuk didengarkan. Sebagai perempuan, Putche juga memanfaatkan musik untuk menyuarakan kesetaraan gender. Di lagu Alpha Girl, dia ingin agar para perempuan menjadi lebih kuat dan punya daya untuk melindungi diri.

Untuk alasan keamanan dan kenyamanan, Putche biasanya membuat lagunya dalam dua versi. Yakni, media friendly dan eksplisit. Dalam lagu versi media friendly, lirik yang mengandung kata umpatan akan disensor atau diganti kata lain. Biasanya, lagu ini diputar di radio atau dibawakan saat Putche tampil on air. Berbeda dengan versi eksplisit yang tanpa sensor dan hanya bisa dinikmati di aplikasi streaming atau lewat unduhan.

Dari segi musik, Putche yang selalu menciptakan single-nya sendiri awalnya tidak terlalu memikirkan selera pasar. Namun, sejak bergabung dengan label UBC pada 2016, Putche harus membuat musik lebih bersahabat dengan telinga pendengar.

Setelah nantinya konsisten menciptakan single dengan irama yang catchy, Putche punya target lain. Dia ingin pencinta musik pop atau mainstream bisa menikmati lagu rap.

’’Misalnya nih, yang suka dengerin Tulus bisa suka sama lagu gue atau raper lain, hehe,” harapnya. (len/c17/jan)


Raper perempuan di Indonesia tidak banyak. Di era milenial ini, ada satu yang kini jadi sensasi hiphop Indonesia. Ramengvrl.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News