Ras Melanesia di Antara Politik Identitas
Oleh: Dr. Filep Wamafma, SH., M.Hum, Senator Papua Barat

Inspirasi ini memberi motivasi agar peta politik masyarakat mampu melahirkan, membesarkan, dan memberi jalan luas bagi tokoh publik dari rumpun Melanesia sehingga diakui di kancah nasional. Sudah saatnya ruang-ruang politik Ras Melanesia bersatu, membawa nama-nama yang bisa bersaing di khazanah politik Indonesia.
Keterpecahan politik yang disebabkan oleh ambisi pribadi maupun kelompok, seringkali menghambat lahirnya tokoh politik dari Ras Melanesia.
Dengan kata lain, perjuangan politik Ras Melanesia masih sangat diaspora, menyebar tanpa koordinasi. Bila hal ini tidak dilakukan, maka sampai kapanpun Ras Melanesia tidak bisa menjadi presiden di Indonesia.
Dalam alur yang sama, peran media pun sangat dibutuhkan dalam membesarkan tokoh politik dari Ras Melanesia.
Bila media-media mainstream nasional masih hanya berfokus pada publik figur di wilayah Jawa, maka kesempatan bagi tokoh publik rumpun Melanesia makin meredup.
Jadi mau tidak mau, hanya Orang Melenesia sendirilah yang bisa menempatkan dirinya sendiri di bentara politik Indonesia.(***)
Sebagai Senator Papua Barat, pertanyaan saya sangat sederhana, yaitu mengapa tidak ada nama dari ras Melanesia ataupun putra Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT dalam survei tersebut?
Redaktur & Reporter : Friederich
- Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penting Menganalisa Sikap Pemuda Terhadap Keberlangsungan Bangsa
- Sultan Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Remaja 2030
- Jamin Keselamatan Kerja Buruh, Senator Filep: Percepat Revisi UU SJSN & Ratifikasi Konvensi ILO 102/1952
- Laporan Reses, DPD RI Beberkan Isu Prioritas dan Krusial di Daerah
- Bertemu Wali Kota Kupang, Senator Abraham Paul Liyanto Jajaki Konsep Sister City
- Senator Lia Istifhama Apresiasi Respons Cepat KJRI Jeddah Dalam Menangani Jemaah Haji Indonesia