Reaksi Yenny Wahid Soal Yel-yel SARA dalam Kegiatan Pramuka
jpnn.com, JAKARTA - Putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid mengecam tindakan seorang pembina Pramuka yang mengajarkan anak didiknya yel-yel ‘Islam Yes Kafir No’. Menurut dia, tindakan itu memicu perpecahan antar sesama anak bangsa.
"Saya bukan cuma menyesalkan, juga mengecam kalau ada apa namanya tepuk-tepuk semacam itu karena akan membuat perpecahan di tengah masyarakat," kata Yenny ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (16/1).
Yenny melanjutkan, pengajaran yel-yel ‘Islam Yes Kafir No’ menjadikan umat muslim eksklusif. Pengajaran itu juga membuat umat muslim tidak menghargai perbedaan yang menjadi identitas Indonesia.
"Jadi, tidak ada kesetaraan lagi di antara masyarakat, padahal konstitusi kita jelas, menjamin kesataraan hak apa pun latar belakang ras, suku, ekonomi, dan sebagainya," timpal dia.
Lebih lanjut, tokoh Muslimat NU ini menuturkan, kafir tidak hanya diartikan sebagai orang yang beragama di luar Islam. Makna kafir bisa diartikan sebagai orang yang tidak ingat akan Tuhan.
"Kafir tuh orang yang enggak ingat Tuhan. Orang korupsi juga dia mungkin pada waktu itu tidak ingat Tuhan. Orang yang apa namanya melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain itu juga enggak ingat Tuhan," ucap Yenny.
Sebelumnya media sosial diramaikan oleh video seorang pembina yang mengajarkan anak didiknya dengan yel-yel ‘Islam Yes Kafir No’.
Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pembina Pramuka yang bersangkutan akan segera dipanggil.
Putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid mengecam tindakan seorang pembina Pramuka yang mengajarkan anak didiknya yel-yel ‘Islam Yes Kafir No’.
- Buwas Curiga, Penghapusan Pramuka dari Ekskul jadi Upaya Melemahkan Indonesia
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- Polisi Ungkap Alasan TikToker Bikin Konten Penistaan Agama
- Pengamat Pendidikan Nilai Pramuka Harus Ikuti Perkembangan Zaman
- Dilantik Jadi Anggota Kwarnas Pramuka, Melati Erzaldi: Sebuah Kehormatan
- 5 Sikap P2G Terhadap Tidak Wajibnya Ekskul Pramuka di Sekolah