Rebut Simpati, Galang Sumbangan

LAPORAN : AGUNG P. ISKANDAR, Bangkok

Rebut Simpati, Galang Sumbangan
Rebut Simpati, Galang Sumbangan
Suthasinee Jittragamthai, wartawan harian Matichon (koran berbahasa Thailand), mengatakan bahwa para penyumbang biasanya berasal dari kalangan kelas menengah. Mereka, antara lian, pedagang, pengusaha, birokrat, dan petani kaya. "Pokoknya kelas menengah lah," kata cewek yang akrab dipanggil Yim itu.

  

Jawa Pos sempat mengamati pengumpulan duit itu. Masyarakat yang menyumbang begitu banyak. Tidak sampai antre, tapi yang menyumbang terus berdatangan. Mereka tidak hanya orang dewasa dan para warga senior. Beberapa anak juga ikut menyerahkan duit sumbangan.

  

Jumlahnya pun beragam. Yang dewasa rata-rata memberikan 1.000 baht (sekitar Rp 300 ribu) hingga 3.000 baht (sekitar Rp 900 ribu). Yang anak-anak biasanya hanya 100 baht (sekitar Rp 30 ribu).

  

Niphada, salah seorang "bendahara" Kaus Merah, menunjukkan sebuah celengan berbentuk babi. Celengan transparan itu hanya berisi duit koin baht. Jumlahnya memang tak banyak. Tak sampai 500 baht. "Yang memberikan tadi anak usia 6 tahun. Ini celengan dia," kata wanita yang tinggal di kawasan Pachaautit itu.

  

Sebulan lebih aksi demonstrasi Kaus Merah berlangsung di Bangkok, Thailand. Selama itu pula massa demonstran diberi makan dan minuman gratis. Jawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News