Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif

Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif
Proses pemilahan sampah yang akan diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Foto dok SIG

Pada aspek ekonomi, RDF turut membantu pemerintah mengurangi biaya pembelian lahan landfill atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sementara dari aspek sosial, penggunaan RDF turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan tempat tinggal yang bersih, sehat, dan nyaman bagi masyarakat.

Saat ini, RDF digunakan dalam proses produksi semen di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong, Cilacap, dan Tuban. Pada 2023, penggunaan RDF di tiga pabrik tersebut mencapai 30.061 ton.

Di sisi lain, penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif, menjadi solusi dalam mengurangi limbah pertanian yang berpotensi menimbulkan gas metana jika dibiarkan terdegradasi, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat khususnya para petani.

Adapun pengunaan biomassa di pabrik-pabrik SIG selama 2023 mencapai 325.804 ton.

Menurut Vita, selain menggunakan bahan bakar alternatif, SIG telah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi emisi GRK, di antaranya dengan melakukan efisiensi konsumsi energi termal (Specific Thermal Energy Consumption/STEC) melalui digitalisasi dan optimasi proses produksi serta penggunaan teknologi hydrogen injection.

SIG juga menginisiasi pemanfaatan energi baru terbarukan melalui penggunaan panel surya untuk substitusi energi listrik pada unit-unit operasionalnya, serta konversi energi termal gas panas buang dari proses produksi semen menjadi energi listrik (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG).

Berkat berbagai upaya tersebut, pada 2023 SIG berhasil memangkas emisi GRK cakupan 1 sebesar 17% dari baseline 2010.

Berkat berbagai upaya tersebut, pada 2023 SIG berhasil memangkas emisi GRK cakupan 1 sebesar 17% dari baseline 2010.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News