Refly Harun: Kritik Tidak Boleh ke Personal

Refly Harun: Kritik Tidak Boleh ke Personal
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Deddy Corbuzier baru-baru ini mengundang ahli hukum tata negara Refly Harun ke podcastnya.

Ungkapan menarik muncul dari Refly saat berbincang terkait bagaimana idealnya melakukan kritik. Dia menyatakan kritik seharusnya terhadap kebijakan dari pemangku kepentingan, bukan personal.

“Kalau saya ngomong sesuatu itu ya, saya punya patokan. Pertama, tidak boleh personal. Kalau misalnya kita mengkritik sesuatu itu yang kita kritik kebijakannya, jadi bukan kita kritik orangnya,” ungkap Refly Harun dalam Podcast Deddy Corbuzier.

Dia menyebutkan Presiden Jokowi sebagai salah satu contoh dalam menjelaskan perbedaan mengkritik secara personal dan kebijakan.

“Misalnya, maaf ya, Presiden Jokowi gemuk atau tidak gemuk, tidak ada persoalan. Mau belah tengah atau pinggir, tidak ada persoalan. Hidungnya seperti apa enggak ada persoalan, tapi persoalan kita adalah kebijakannya,” lanjut Refly.

Dia kembali menekankan pendapat orang tidak boleh dibatasi, selama yang diutarakan tidak menghina atau menyerang secara personal.

“Konstitusi mengatakan bahwa pikiran dan hati nurani itu adalah HAM yang tidak bisa dibatasi. Jadi, kalau orang mau mengekspresikan pikiran dan hati nuraninya tidak boleh dibatasi sepanjang dia tidak menghina, personal attack,” tegas Refly.

Selain itu, pengamat politik ini pun membuka diri terhadap kritik selama tidak melakukan kriminalisasi maupun tidak menyentuh fisik dan propertinya.

Refly Harun menekankan pendapat orang tidak boleh dibatasi, selama yang diutarakan tidak menghina atau menyerang secara personal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News