Rekayasa DNA Mungkinkan Pengidap HIV Punya Bayi Sehat

jpnn.com, HONG KONG - He Jiankui menjadi magnet kuat Second International Summit on Human Genome Editing di University of Hongkong kemarin, Rabu (28/11). Sekitar 700 orang memadati auditorium. Di sana He, sang ilmuwan perekayasa genetika, menjadi pembicara utama.
Sekitar sepekan terakhir, He populer. Publik Tiongkok, bahkan masyarakat dunia, membicarakan sosoknya karena kelahiran Lulu dan Nana yang "disempurnakan" He.
Bayi kembar itu terlahir dari ibu yang menikah dengan ODHA. Ayah Lulu dan Nana mengidap virus HIV. Berkat He, Lulu dan Nana terlahir tanpa mewarisi virus mematikan tersebut.
"Saya merasa bangga. Sangat bangga," kata He sebagaimana dilansir Reuters.
Saat ini staf pengajar pada Southern University of Science and Technology, Shenzhen, Tiongkok, itu menjadi satu-satunya peneliti di dunia yang berani merekayasa DNA calon bayi.
He menyatakan, kampus tempatnya mengajar tidak tahu soal penelitian kontroversialnya. Sebab, sejak awal tahun ini, dia mengambil cuti. Selain itu, dia mendanai penelitian tersebut secara mandiri.
Menurut BBC, ada delapan pasangan suami istri yang mendaftar sebagai relawan. He mengedit gen embrio para relawannya menggunakan teknologi CRISPR-Cas9.
Sebelum ditanam ke rahim sang ibu, embrio itu mengalami rekayasa genetik di laboratorium. Dalam pengeditan tersebut, He dan timnya membuang gen pembawa virus HIV.
He Jiankui menjadi magnet kuat Second International Summit on Human Genome Editing di University of Hongkong kemarin, Rabu (28/11).
- 3 Khasiat Pare, Ampuh Obati Penyakit Ini
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Dokter Bicara Soal Penularan Virus HIV dari Ibu ke Anak
- Pertama di Indonesia, Pertamina NRE Manfaatkan AI untuk Memastikan Keandalan PLTS
- Bantu Nelayan, HNSI Dorong Pemerintah Pakai Teknologi Alternatif