Rekrutmen 1 Juta PPPK Hanya Meredam Isu Politik, Pengamat Dorong Terapkan Transmigrasi Guru ASN

Rekrutmen 1 Juta PPPK Hanya Meredam Isu Politik, Pengamat Dorong Terapkan Transmigrasi Guru ASN
Pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal (kiri) mengungkapkan rekrutmen 1 juta guru PPPK tidak akan bisa menyelesaikan masalah kekurangan guru. Foto: Tangkapan layar Zoom.

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pendidikan Muhammad Nur Rizal menilai rekrutmen satu juta guru PPPK atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja tujuannya bukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Namun, dia melihat misi utama rekrutmen 1 juta guru PPPK itu sekadar meredam isu politik akibat masalah honorer yang sudah menahun.

"Yang saya lihat efek ke kualitas ada meski sedikit sekali karena pemerintah tetap memberlakukan tes PPPK terhadap guru honorer yang sudah mengabdi lama," kata Nur Rizal dalam dialog daring, Jumat (23/4).

Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ini juga memertanyakan hitung-hitungan pemerintah hingga muncul angka satu juta guru PPPK yang akan direkrut.

Menurutnya, pemerintah hanya beralasan setiap tahun ada 70 ribu sampai 80 ribu guru PNS pensiun.

Selama 15 tahun, lanju dia, tidak ada rekrutmen CPNS sehingga diprediksi di 2024 kebutuhan guru mencapai 1,3 juta.

"Jadi, ada kekhawatiran pemerintah di akhir masa kepemimpinan Presiden Jokowi terjadi kekurangan 1,3 juta guru," ucapnya.

Namun, dosen di Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengatakan bila melihat data pokok pendidikan (Dapodik) Kemendibud, jumlah guru di Indonesia itu mencapai 3,15 juta guru.

Pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal menilai rekrutmen 1 juta guru PPPK tidak akan bisa menyelesaikan masalah kekurangan guru. Sebab, sejatinya jumlah guru berlebih, tetapi masalahnya ada pada distribusi yang tidak merata.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News