Rela Mandikan Jenazah hingga Urunan Biayai Pemakaman

Rela Mandikan Jenazah hingga Urunan Biayai Pemakaman
TRENYUH: Dari kiri, Tukul Bintoro, Sulasih, dan M Arif An para relawan Pokja HIV/AIDS. Foto: Khafidlul Ulum/Jawa Pos

Arif An menyatakan, saat ini pokja masih aktif melakukan pendampingan. Bahkan, kondisinya semakin sulit karena mantan PSK tinggal di kos-kosan. Jadi, tidak ada lagi aturan yang perlu mereka taati. Berbeda jika mereka tinggal di wisma, masih ada mucikari yang setiap hari memantau.

Yang perlu diwaspadai adalah ODHA yang stres. Penderita itu berbahaya karena akan mencari mangsa untuk ditulari. Dia pernah dicurhati seorang penderita. PSK itu mengeluh, saat dia masih muda dan sehat, banyak yang mau dengannya. Tapi, ketika dia menderita penyakit, semua orang menjauhi.

Akhirnya, perempuan itu pun stres dan kesal sehingga mengambil jalan dengan menawarkan ’’jasa’’ gratis kepada anak-anak muda di sekitarnya. Ternyata, banyak anak muda yang tergiur sehingga tertular penyakit tersebut.

Modus seperti itu juga pernah dilakukan ODHA yang masih muda. Dia juga memberikan layanan gratis bagi anak-anak muda. Banyak yang tergiur karena PSK itu masih muda.

Menurut ketua PC Muhammadiyah Krembangan itu, saat itu dirinya pernah mengumpulkan beberapa anak muda. Dia pun dengan terang-terangan bertanya, siapa yang pernah tidur dengan PSK tersebut. Ternyata, ada lima orang yang mengaku pernah tidur gratis. ’’Saya langsung minta mereka periksa. Beruntung, tidak ada yang positif,’’ jelasnya.

Dalam perjalanannya, para anggota pokja itu memang kerap mengalami suka dan duka. Tapi, mereka tetap teguh menjalani kiprah sukarela itu. (*/c17/dos)

 


DENTUMAN musik dangdut terdengar nyaring di Jalan Dupak Bangunsari pada Rabu malam (5/8). Suara musik itu datang dari kafe atau rumah musik yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News