Remaja Gresik Minta PM Australia Hentikan Ekspor Sampah

"Australia juga perlu menemukan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tidak lagi menggunakan batu bara, mungkin tenaga matahari atau angin?" ujarnya.
Nina mengaku telah melakukan sejumlah kegiatan di sekolahnya untuk meningkatkan kepedulian soal lingkungan kepada teman-temannya.
"Saya ingin membuat teman-teman saya sadar tentang bahayanya plastik," ujarnya yang pernah membuat pameran di sekolahnya, SMPN 12 Gresik.
Nina mengaku jika orang tuanya adalah motivasinya yang selalu memberikan dukungan untuk melakukan kegiatan-kegiatan menjaga lingkungan.

"Anak-anak adalah pewaris masa depan, jadi kita harus berjuang membela lingkungan hidup, dengan menulis surat kepada para pemimpin, gelar pameran, mengajak teman-teman untuk tahu bahaya plastik."
Kantor berita Reuters memperkirakan jumlah sampah yang diekspor ke Indonesia secara keseluruhan di tahun 2018 telah naik 141 persen, mencapai 283 ribu ton.
Tahun lalu, kelompok lingkungan Ecoton telah menemukan perusahaan-perusahaan asal Australia yang "menyelundupkan" sejumlah sampah plastik di kertas-kertas yang seharusnya dikirim untuk didaur ulang.
Aeshninna Azzahra, akrab dipanggil Nina, menulis surat kepada Perdana Menteri Australia, Scott Morrison yang ia berikan lewat kantor Kedutaan Australia di Jakarta, Selasa kemarin (21/01)
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- SWI dan IPR Luncurkan Studi Indeks Daur Ulang Plastik
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas