Remaja Gresik Minta PM Australia Hentikan Ekspor Sampah

"Tolong sampah-sampah Australia ada di Australia saja dan jangan kirim yang tidak bisa didaur ulang ke Indonesia, itu akan menambah masalah sampah plastik di negara kita," tambahnya.
Lewat ABC, kantor Perdana Menteri Australia telah mengetahui isi surat yang ditulis Nina dan mengatakan telah berkala melarang ekspor plastik, kaca, dan kertas sejak bulan Juli 2019.

"Seperti halnya Nina, pemerintah Australia merasa menangani sampah adalah prioritas, karena jadi masalah penting bagi lingkungan di Australia dan di kawasan [Asia]," dalam pernyataan yang dikirim.
Kantor Perdana Menteri Australia juga mengatakan pemerintah akan bekerja dengan sejumlah industri untuk secara bertahap mengurangi kemasan plastik sekali pakai dan 'microbeads' yang membahayakan.
"Kita mendukung Indonesia untuk mengurangi partikel kotoran di laut hingga 20 persen dan sampah hingga 30 persen."
"Kita bermitra dengan Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan apa yang telah dipelajari oleh dua negara."
Kepada ABC Indonesia, Nina mengatakan perlunya khawatir soal perubahan iklim, dengan mencontohkan kebakaran hutan di Australia yang telah membunuh banyak koala.
Aeshninna Azzahra, akrab dipanggil Nina, menulis surat kepada Perdana Menteri Australia, Scott Morrison yang ia berikan lewat kantor Kedutaan Australia di Jakarta, Selasa kemarin (21/01)
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- SWI dan IPR Luncurkan Studi Indeks Daur Ulang Plastik
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Peringati Hari Bumi, PT Pupuk Indonesia Utilitas Tanam 500 Pohon di Gresik