Rencana Menyatukan Harga Jual Gas Dinilai tak Tepat

Rencana Menyatukan Harga Jual Gas Dinilai tak Tepat
Pipa Gas. ILUSTRASI. Foto: JPNN.com

Padahal secara prinsip pengolahan baik produksi, maupun distribusi gas dengan BBM Jauh berbeda. Pengembangan sumber BBM bisa dilakukan kapan saja. Sementara sumber gas hanya bisa dikembangkan setelah ada kepastian pembeli.

BBM bisa tetap diproduksi tanpa harus ada kepastian pasar, sedangkan gas baru bisa diproduksi setelah ada kepastian pembeli, juga kepastian cara pengirimannya, BBM bisa disimpan.

Sedangkan gas tidak bisa disimpan, kalaupun bisa perlu penampungan yang sangat spesifik dengan teknologi yang mahal.

Menurut Sabrun, harga gas yang wajar dan adil adalah harga gas yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Harga gas untuk industri yang lokasinya dekat dengan sumber produksi gas akan berbeda dengan harga gas untuk kalangan industri yang lokasinya jauh dari sumber gas.

“Itu sebabnya harga gas di Korea Selatan dan Jepang jauh lebih mahal dibandingkan harga jual gas di Eropa. Karena adanya perbedaan jarak dari sumber produksi atau eksplorasi gas dan cara pendistribusiannya dibandingkan dengan harga jual gas di Eropa,” ucapnya.

Dia pun memberikan saran, agar harga jual gas bisa ekonomis, seharusnya kawasan industri itu dibangun di dekat sumber-sumber produksi gas. Seperti di Papua, Kalimantan Timur, Madura dan Sumatera atau daerah Natuna.

Jika itu dilakukan, selain para pelaku industri bisa mendapatkan harga gas yang murah juga pemerataan pembangunan dan pembukaan kesempatan kerja di daerah-daerah.

“Karena itu, kami dari INGTA menyarankan kepada pemerintah, cukup jadi regulator dan pengawas. Jangan terlalu jauh mencampuri harga pasar. Soal harga jual gas di setiap daerah serahkan saja kepada mekanisme pasar," tandasnya.(chi/jpnn)


Rencana Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyamakan harga jual gas ke seluruh Indonesia, dinilai kurang tepat.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News