Rencana Merger INKA-KAI Dinilai Kurang Tepat
"Inovasi dan kreatifitas pengembangan usahanya sudah mulai menampakkan hasilnya. Diberi kepercayaan negara lain untuk memproduksi kereta dan loko," paparnya.
Menurut Hendrowijono, opsi yang diwacanakan pemerintah dengan tujuan agar INKA dan KAI maju, dan negara mendapat manfaat.
Namun, saat ini INKA sudah punya pabrik baru, fix cost tinggi, butuh proyek, dan di sisi lain pasar domestik hanya dari KAI, itupun baru tiga tahun terakhir.
"Kalau tidak ada proyek, akusisi INKA akan membebani keuangan KAI yang lagi terdampak pandemi covid-19," paparnya.
Karena itu, dia khawatir kalau INKA jadi anak perusahaan, pemerintah Congo akan balik kanan dan memilih China atau Turki.
"Megaproyek batal, INKA masuk KAI tanpa proyek, yang terjadi KAI ambruk. Dulu Pak Jonan sudah sangat bagus mereformasi KAI, jadi saya sangat menyayangkan kalau KAI ambruk," sebut dia.(chi/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Pemerintahan sekarang memang rajin melakukan merger perusahaan negara yang pada akhirnya kinerjanya juga masih belum teruji.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Belasan Korban Kecelakaan Bus dan Kereta di OKU Timur Masih Dirawat di Rumah Sakit
- Penumpang KAI Angkutan Lebaran 2024 di Divre III Palembang Meningkat 18 Persen
- 5 Berita Terpopuler: Pintu Tol Honorer jadi ASN Terbuka, Nasib P1-P4 Bagaimana? BKN Mengungkapkan Sesuatu
- KAI Gelar Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Buruan Daftar!
- Kemenhub: 9.475 Orang Gunakan Kereta Api saat Momen Lebaran 2024 di Sulsel
- KAI Pastikan Tiket Kereta Masih Ada Selama Lebaran 2024