Repotnya Memamerkan Lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional
Rayu Kolektor agar Mau Pinjamkan Koleksinya
Sabtu, 16 Juni 2012 – 00:01 WIB

Werner Krauss, Kurator Pameran berpose di depan lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Foto: Dhimas Ginanjar/JAWA POS
Karena itu, banyak aturan yang diterapkan untuk para pengunjung pameran. Di antaranya, pengunjung tidak boleh membawa tas, tidak boleh menyentuh lukisan, bahkan memotret lukisan dengan flash.
Serangkaian acara juga disiapkan selama pameran, termasuk fashion show yang desain bajunya terinspirasi lukisan Raden Saleh. Menurut Krauss, pelukis kelahiran Semarang pada 1811 itu bisa disebut sebagai fashion designer Indonesia pertama. "Dia peduli dengan pakaian karena dulu orang Indonesia mengenakan baju berdasar kasta," terangnya.
Krauss menilai pelukis yang gemar menggambar singa dan harimau itu adalah sosok yang menularkan virus positif bagi dunia seni lukis. Sebab, dengan bangga dia berani menyebut dirinya sebagai pelukis dan hidupnya dibiayai melukis.
Sikap seperti itu sebelumnya tidak pernah dilakukan para pelukis di eranya. Apalagi setelah Raden Saleh mampu menunjukkan bahwa melukis bisa membuat derajatnya menjadi sangat tinggi karena bisa bergaul dengan raja-raja Eropa. Hal yang hampir mustahil bisa dilakukan warga pribumi saat itu.
Pameran tunggal lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional Jakarta pada 3"17 Juni 2012 membutuhkan biaya miliaran rupiah. Pameran pertama setelah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu