Republik Fiji Ingin Belajar Kelola Bambu dari Indonesia

Republik Fiji Ingin Belajar Kelola Bambu dari Indonesia
Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Perikanan dan Kehutanan Republik Fiji, Osea Naiqamu. Foto: Ist

Implementasi lainnya dari MoU tersebut adalah upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia seperti pengembangan ketrampilan mengukir dengan memanfaatkan limbah kayu.

Pelatihan mengukir kayu tersebut rencananya akan mengundang ahli ukir yang berasal dari desa Cekik, Bali.

Indonesia juga akan memberi bimbingan teknis mengenai rehabilitasi lahan. Hal ini menindaklanjuti permintaan bantuan dari Kedutaan Fiji tentang teknik rehabilitasi lahan untuk mencegah bencana longsor. Sebagai negara kepulauan layaknya Indonesia, Fiji juga rentan akan bencana.

“Tidak mudah bagi Fiji mengelola sumber daya alam untuk melindungi hutan dan mencegah bencana,'' tutur Menteri Siti.

Atas terealisasinya Mou ini, Menteri Perikanan dan Kehutanan Republik Fiji Osea Naiqamu menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada Menteri LHK Siti Nurbaya.

Dia berharap antara Fiji dan Indonesia dapat mengimplementasikan kerjasama lainnya pada masa mendatang.

Fiji bukan negara pertama yang akan belajar sektor kehutanan pada Indonesia. Dalam waktu dekat dua negara yang memiliki luas gambut terbesar di dunia, yakni Republik Congo dan Republik Demokratik Congo, akan mengutus masing-masing menteri-nya untuk belajar tata kelola gambut dan sektor kehutanan lainnya ke Indonesia.

"Indonesia akan memimpin south-south cooperation (kerjasama selatan-selatan) menangani gambut Congo Basin untuk dunia," kata Menteri Siti.

Hal ini sekaligus menandakan bahwa berbagai langkah koreksi pemerintahan Presiden Joko Widodo, berhasil menjadikan Indonesia kini sebagai negara terdepan dalam implementasi perjanjian Paris, terutama menghadapi isu perubahan iklim.(jpnn)

Fiji tertarik untuk membudidayakan bambu dan berharap Indonesia bisa memberikan contoh bambu dengan genetik yang baik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News