Reshuffle Jangan Sekadar Politik Akomodir, Rombak Total Pos Ekonomi

Reshuffle Jangan Sekadar Politik Akomodir, Rombak Total Pos Ekonomi
Presiden Joko Widodo. Foto: dokumen JPNN.Com

Menurut Sya'roni, yang terpenting adalah Jokowi merombak pos ekonomi yang saat ini terlihat paling kedodoran. Indikasinya, pertumbuhan ekonomi stagnan, utang makin menumpuk dan daya beli yang makin melemah.

"Maka harus dilakukan perombakan total yakni dengan mengganti pos menteri koordinator perekonomian dan menteri keuangan dengan figur yang lebih visioner dan pro ekonomi kerakyatan," paparnya.

Lantas apakah reshuffle kali ini hanya sekadar politik akomodir untuk kelompok pendukung, bukan karena ingin perbaikan kinerja? Sya'roni mengatakan sejak awal Kabinet Kerja Jokowi-JK sudah kabinet akomodir.

Padahal, janji Jokowi dulu tidak akan memasukkan gerbong politik. Namun nyatanya itu diingkari oleh Jokowi sehingga sampai kapan pun tidak akan lepas dari stigma politik akomodir. "Kecuali bila Jokowi berani mereshuffle titipan partai politik, terutama yang hingga kini tidak berprestasi," tegasnya.

Namun, kata dia, bila dilihat kalender pemilu 2019 yang sudah sangat dekat sekali tampaknya inilah perombakan kabinet terakhir dalam rangka menggenjot kinerja pemerintahan. Itu pun dengan catatan jika rehusffle ini benar-benar terjadi.

Hanya saja Sya'roni berujar jika terjadi "tsunami politik" jelang pilpres 2019 tidak menutup kemungkinan akan ada reshuffle lagi. "Setuju sekali...misalnya tiba-tiba Puan Maharani mau maju capres, atau gerbong PKB mau menarik dukungan karena kecewa dengan kebijakan full day school," tuntasnya. (boy/jpnn)


Isu perombakan Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla kembali menguat. Terbaru, Presiden Jokowi dikabarkan akan mengumumkan perombakan


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News