Resmikan Proyek Senilai Rp 80 Triliun, Inil Pesan Presiden Jokowi

Resmikan Proyek Senilai Rp 80 Triliun, Inil Pesan Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo. foto. Dokumen JPNN.com

“Saya mengucapkan terima kasih atas kesedian dan perhatian bapak datang ke Kaltim. Bapak tidak melupakan pemilih bapak di Kaltim. Saya masih ingat (perolehan suaranya) 63 persen,” ucapnya.

Sementara itu, Jokowi dalam sambutannya kembali menegaskan, negara telah tiga kali larut dalam pesta. Ketika kayu menjadi primadona, pemerintah lupa membangun fondasi. Tersisa, kini hanya banjir. Begitupun minyak dan mineral batu bara.

“Karena itu saya menyambut baik apa yang direncanakan. Bahwa industrilisasi dan hilirasi akan memberi nilai tambah bagi Kaltim. Jangan semuanya di kirim ke luar,” ujarnya.

Persoalan saat ini, ucapnya, terletak pada perizinan. Sebelumnya ada 69 perizinan yang harus dilalui investor, kini telah dipangkas menjadi 22 izin. Dari semula mengurus izin mencapai 1-4 tahun, kini menjadi 260 hari. Tapi itu masih dianggap terlallu lama. “Kita telah menjebak diri kita sendiri. Kalau untuk kepentingan negara dan rakyat, aturan bisa dirubah sesederhana. Yang buat peraturan kita,” katanya.

Saat ini, disebut Presiden, semua negara dan antar daerah bersaing mendatangkan investasi sebanyak-banyaknya. Semakin banyak arus uang dan modal yang masuk, ujung-ujungnya untuk kepentigan masyarakat. Karena membangun dengan mengandalkan APBN, masih jauh dari cukup. Sehingga kreativitas daerah sangat penting.

“Tapi investasi yang masuk juga dihitung dan dikalkulasi jangan sampai menguras sumber daya alam kita. Bappeda setiap daerah harus berhitung. Tapi kalau sifatnya investasi infrastruktur dan industri manufaktur, silahkan,” ungkap suami Iriana Joko Widodo itu.

Geliat Kaltim membangun sejumlah proyek dengan ditandainya peletakan batu pertama diwanti-wanti Presiden.  

“Saya senang sekali hari ini bisa melakukan groundbreaking proyek-proyek yang akan dibangun di Kaltim. Tapi sekali lagi, yang namanya sudah groundbreaking, itu harus segera proyeknya dimulai. Karena saya pastikan, 3-4 bulan lagi pasti akan saya cek. Kalau bekerja dengan saya jangan hanya groundbekang-groundbreaking” tuturnya.

BALIKPAPAN - Kaltim, Rusia dan tahun 1965. Tiga hal itu menjadi topik hangat di balik peletakan batu pertama (groundbreaking) sejumlah proyek strategis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News