Respons Menteri Nadiem Soal Pembelajaran Tatap Muka
jpnn.com, JAKARTA - Sekitar 550 ribu guru di Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi sejalan dengan program nasional yang sedang berlangsung.
Jumlah itu diprediksi akan meningkat untuk memenuhi target agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka dapat berjalan masif.
Terlebih, kebutuhan siswa untuk belajar secara tatap muka sudah mendesak karena berbagai pertimbangan seperti perkembangan psikologis anak hingga ketersediaan infrastruktur seperti jaringan internet yang masih menjadi kendala di berbagai daerah di tanah air.
Meskipun demikian, orang tua masih diberikan kelonggaran untuk mengizinkan anaknya belajar tatap muka di sekolah karena pertimbangan kesehatan.
“Kami memberikan hak kepada anak-anak dan orang tua untuk tidak mengirimkan anaknya (belajar) tatap muka. Kalau orang tuanya punya tingkat komorbiditas tinggi, sebaiknya anaknya jangan sekolah dulu. Itu saya sangat setuju,” kata Mendikbud Nadiem Makarim, Kamis (1/4), dalam diskusi secara daring yang diselenggarakan oleh KPCPEN.
Selain pertimbangan komorbiditas, Nadiem juga meminta agar masing-masing daerah secara ketat memantau perkembangan infeksi Covid-19 di daerahnya.
Menurut Nadiem, apabila terjadi infeksi di sekolah, tatap muka harus dihentikan sementara sampai kembali dinyatakan aman untuk belajar tatap muka.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengungkapkan pertimbangan lain.
Sekitar 550 ribu guru di Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi sejalan dengan program nasional yang sedang berlangsung.
- Menanti Keberlanjutan Program Merdeka Belajar di Era Prabowo-Gibran
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- BRI Peduli Ini Sekolahku jadi Wujud Nyata Komitmen Memajukan Pendidikan Indonesia
- Buwas Curiga, Penghapusan Pramuka dari Ekskul jadi Upaya Melemahkan Indonesia
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024