Respons Pemerintah Tiongkok soal Usaha Liar Warganya di Bali

Respons Pemerintah Tiongkok soal Usaha Liar Warganya di Bali
BAHAS PARIWISATA: Gubernur Bali Wayan Koster dan Wagub Cok Ace saat menerima Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Gou Haodong di Denpasar, Jumat (23/11). Foto: Humas Pemprov Bali for Bali Express

“Kebijakan penertiban yang dilakukan secara tegas oleh Gubernur Bali merupakan tindakan yang sangat berani dan baik untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Bali,” tegasnya.

Bahkan, Haodong tak mau pengusaha ilegal seperti itu makin marak di Bali. “Karena akan memperburuk dan merusak citra pariwisata Bali. Kebijakan penertiban tersebut justru akan meningkatkan kualitas pariwisata Bali,” lanjutnya.

Haodong justru mendorong agen perjalanan membuat paket wisata selama beberapa hari di Bali yang berisi program kunjungan ke destinasi wisata, termasuk menyaksikan pementasan seni dan keagamaan. Selain itu, paket yang ditawarkan sekaligus mengunjungi industri kerajinan rakyat Bali.

“Dengan paket kunjungan tersebut, wisatawan Tiongkok yang datang ke Bali adalah wisatawan yang berkualitas, yang memiliki cukup uang untuk bisa berwisata, berbelanja kuliner dan hasil kerajinan masyarakat Bali. Dengan paket seperti ini, tidak mungkin ada travel yang menjual paket wisata dengan harga murah seperti sekarang ini yaitu menjual paket wisata ke Bali dengan harga Rp 800.000 selama lima hari, pasti uangnya tidak cukup untuk beli tiket, bayar hotel, beli makanan dan oleh-oleh,” urainya.(bx/art/yes/JPR)


Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Gou Haodong menemui Gubernur Bali Wayan Koster guna membahas soal bisnis wisata ilegal yang melibatkan warganya.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News