Revolusi Mental: Aksi Nyata, Sederhana, dan Tanpa Biaya

Revolusi Mental: Aksi Nyata, Sederhana, dan Tanpa Biaya
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, Nyoman Shuida. Foto: Humas Kemenko PMK

Beberapa provinsi di atas menunjukkan bahwa gerakan revolusi mental dapat dilakukan dari hal yang sederhana tetapi memiliki dampak yang luas terhadap masyarakat. Secara khusus, memang tidak terdapat anggaran yang dialokasikan untuk program revolusi mental.

“Revolusi mental bukanlah proyek, tetapi sebuah gerakan, maka dibutuhkan aksi nyata bukan anggaran” jelas Nyoman.

Nyoman berpesan agar Gerakan Nasional Revolusi Mental dapat terus bergaung dan berdampak positif terhadap masyarakat, maka dibutuhkan sinergi dan komitmen dari pusat hingga ke daerah.

“Komitmen dan tindakan nyata dibutuhkan untuk memastikan Gerakan Nasional Revolusi Mental dapat berjalan dan berdampak positif pada pembangunan dan pembentukan karakter masyarakat Indonesia," pungkas Nyoman.

Hadir dalam rakernas ini, perwakilan 34 provinsi di Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri sebagai Koordinator Gugus Tugas Daerah dan koordiantor gerakan lainnya yaitu Kemenko Maritim (Gerakan Indonesia Bersih), Kementerian Pendayaguan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Gerakan Indonesia Melayani), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Gerakan Indonesia Mandiri), Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Gerakan Indonesia Tertib), dan para sekretaris daerah provinsi.(adv/jpnn)


Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang menarik untuk dilihat terkait penerapan Aksi Kerja Revolusi Mental.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News