Rezeki Boy

Oleh: Dahlan Iskan

Rezeki Boy
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

“Sejak tahun 2015, proyek ini seperti telur dan ayam. Muter-muter terus," katanya. "Investor PLTA menunggu industrinya dibangun. Investor industri menunggu listrik," tambahnya.

Baca Juga:

Maka, kata Luhut, harus dilakukan terobosan. "Sebelum PLTA jadi, sementara menggunakan PLTS dan PLTU," katanya.

Demikian juga soal pabrik baterai. Luhut sangat realistis. "Pabrik baterai yang akan dibangun di sini tidak hanya yang berbahan baku nikel. Sudah ada teknologi non-nikel yang lebih unggul," tambahnya.

Luhut melapor ke presiden bahwa investor yang hadir di acara itu adalah yang serius menanam modal. Termasuk yang sudah nyata-nyata mau membangun smelter nikel di Sulawesi Tengah.

“Ada sepuluh investor Tiongkok yang hadir di sini, semuanya investor serius," katanya.

Pidato Boy Thohir juga singkat dan padat. Boy memang bisa jadi jaminan proyek ini bukan kaleng-kaleng.

Ia baru saja selesai membangun PLTU 2 unit masing-masing 1000 MW di Batang, Jateng: itu proyek sekitar Rp 30 triliun. Yang di pinggir utara jalan tol antara Pekalongan-Semarang itu.

Boy juga sedang membangun proyek besar di Kaltara yang engineering-nya dilaksanakan oleh salah satu BUMN –sejak sebelum kabinet ini.

Luhut melapor ke presiden bahwa investor yang hadir di acara itu adalah yang serius menanam modal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News