Ribuan Orang Ditangkap di Rusia karena Menolak Perang, Sanksi untuk Putin Mulai Berlaku

Ribuan Orang Ditangkap di Rusia karena Menolak Perang, Sanksi untuk Putin Mulai Berlaku
Unjuk rasa anti perang dilakukan di 67 kota di seluruh Rusia menyusul invasi ke Ukraina hari Kamis. (AP: Dmitri Lovetsky)

"Warga AS harus mempertimbangkan untuk meninggalkan Rusia segera lewat opsi komersial yang tersedia," kata pernyataan kedutaan AS di situs mereka.

Uni Eropa termasuk di antara negara yang hari Minggu mengumumkan penutupan wilayah udara bagi penerbangan dari Rusia.

Ratusan ribu orang di berbagai negara Eropa juga melakukan aksi protes hari Minggu (27/02), salah satunya di ibu kota Jerman Berlin yang dihadiri 100 ribu orang.

Sementara itu, dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina juga mulai dirasakan di Rusia, dengan nilai mata uang rubel jatuh, dan Bank Sentral Rusia menyerukan agar warga tidak panik untuk menghindari serbuan penarikan uang tunai di bank, tetapi antrean terlihat mengular di beberapa ATM.

Sudah ada laporan bahwa kartu kredit yang bukan berasal dari Rusia tidak bisa lagi digunakan di Rusia.

Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris juga setuju menutup akses bagi beberapa bank Rusia menggunakan sistem SWIFT, yang mengatur pengiriman dana yang melibatkan ribuan bank dan institusi keuangan di seluruh dunia.

Sanksi Australia mulai berlaku

Sementara itu sanksi Australia terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan beberapa pejabat senior pemerintahannya mulai berlaku setelah invasi Rusia ke Ukraina memasuki minggu kedua.

Larangan perjalanan dan sanksi keuangan telah diterapkan terhadap Presiden Putin, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Perdana Menteri dan Menteri Urusan Dalam Negeri.

Polisi telah menahan lebih dari dua ribu orang pengunjuk rasa antiperang yang dilakukan di berbagai kota di Rusia hari Minggu (27/02) menentang invasi Rusia ke Ukraina

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News