Ribuan Rumah Rohingya Terbakar, Militer Myanmar Tuding ARSA
”Menyalahkan militan atas semua kejadian itu tidak membuat pemerintah Myanmar bisa menghindari kewajibannya untuk menghentikan kekerasan dan menyelidiki dugaan pelanggaran,” ujar Wakil Direktur HRW Asia Phil Robertson.
Dia menegaskan, pemerintah Myanmar harus menyediakan akses bagi pengamat independen untuk menentukan penyebab kebakaran dan menyelidiki dugaan pelanggaran HAM.
Bukan hanya itu, PBB dan berbagai lembaga HAM lainnya harus ikut turun tangan dan mendesak Myanmar agar mengungkap kehancuran yang terjadi di permukiman-permukiman etnis Rohingya di Rakhine.
Sehari sebelum foto satelit itu dirilis, Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya atas laporan banyaknya penduduk sipil yang dibunuh dalam konflik di Rakhine.
”Sekjen juga menyerukan agar lembaga kemanusiaan diberi akses menuju komunitas terdampak yang membutuhkan bantuan dan perlindungan,” ujar Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres. (Reuters/AlJazeera/sha/c16/any)
Rumah-rumah etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar, kembali rata dengan tanah. Berdasar data satelit yang dirilis Human Rights Watch (HRW)
Redaktur & Reporter : Adil
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan
- Rohingya, Mencari Tempat Berlindung
- Junta Terapkan Wajib Militer, Kaum Muda Myanmar Pilih Kabur ke Thailand
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- 3 Hari Hilang, WNA Myanmar Ditemukan Tewas di Sungai Barito
- KontraS: Periode Kedua Jokowi Diwarnai Peristiwa Pelanggaran HAM